Sabtu, 04 Juli 2009
Ni cerita bagus banget... aku suka ceritanya..
dan ketika ngebacanya brasa malu banget..
Brasa membaca daftar keburukan sendiri..
Tapi untung aja.. buat aku semakin sadar dan niat untuk memodifikasi perilaku ku sendiri... Hmmmm.... semoga cerita ini buat kita semakin sadar klo kekerenan sebuah kehidupan tak hanya ditunjukkan oleh apa yang terlihat....
di copas dr http://irlee.blog.friendster.com/2008/05/sebuah-bahan-renungan
Sebuah Bahan Renungan
“Sebuah bahan renungan buat kita kenapa negara kita ini malah menjadi negara yang terpuruk dalam segala aspek kehidupan yang ada didalamnya”
NDESO"
oleh : Ika S. Creech *)
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.
Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.
entah udah brp bnyk yg posting kyk gini.. tp tetep q pengin posting. buat renungan..
di copas dr http://irlee.blog.friendster.com/2008/05/sebuah-bahan-renungan
pas lg nyari2 resep buat kopi2 ku..malah nyasar ke blog FS.. :)
Sebuah Bahan Renungan
“Sebuah bahan renungan buat kita kenapa negara kita ini malah menjadi negara yang terpuruk dalam segala aspek kehidupan yang ada didalamnya”
NDESO"
oleh : Ika S. Creech *)
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.
Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.
Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesiamereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesianaik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.
Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.
Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand . Dia seorang warga Negara Malaysiaketurunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya.
Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.
Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp communicator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa yaa?
entah udah brp bnyk yg posting kyk gini.. tp tetep q pengin posting. buat renungan..
di copas dr http://irlee.blog.friendster.com/2008/05/sebuah-bahan-renungan
pas lg nyari2 resep buat kopi2 ku..malah nyasar ke blog FS.. :)
Sebuah Bahan Renungan
“Sebuah bahan renungan buat kita kenapa negara kita ini malah menjadi negara yang terpuruk dalam segala aspek kehidupan yang ada didalamnya”
NDESO"
oleh : Ika S. Creech *)
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.
Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.
Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesiamereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesianaik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.
Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.
Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand . Dia seorang warga Negara Malaysiaketurunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya.
Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.
Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp communicator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa yaa?
Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia , baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.
Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala Negara. Jawabannya ya di masjid.
Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di Mekkah nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak prerogative dalam mengatur harta rampasan perang dan ada jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.
Ketika Indonesiasedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst
entah udah brp bnyk yg posting kyk gini.. tp tetep q pengin posting. buat renungan..
di copas dr http://irlee.blog.friendster.com/2008/05/sebuah-bahan-renungan
pas lg nyari2 resep buat kopi2 ku..malah nyasar ke blog FS.. :)
Sebuah Bahan Renungan
“Sebuah bahan renungan buat kita kenapa negara kita ini malah menjadi negara yang terpuruk dalam segala aspek kehidupan yang ada didalamnya”
NDESO"
oleh : Ika S. Creech *)
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.
Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.
Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesiamereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesianaik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.
Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.
Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand . Dia seorang warga Negara Malaysiaketurunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya.
Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.
Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp communicator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa yaa?
Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia , baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.
Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala Negara. Jawabannya ya di masjid.
Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di Mekkah nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak prerogative dalam mengatur harta rampasan perang dan ada jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.
Ketika Indonesiasedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst
Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS (Wanita Tidak Sholat, di Malaysia "Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta, wiiieh!
Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah :
- Orang bisa antri Raskin sambil pegang hp
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas
entah udah brp bnyk yg posting kyk gini.. tp tetep q pengin posting. buat renungan..
di copas dr http://irlee.blog.friendster.com/2008/05/sebuah-bahan-renungan
pas lg nyari2 resep buat kopi2 ku..malah nyasar ke blog FS.. :)
Sebuah Bahan Renungan
“Sebuah bahan renungan buat kita kenapa negara kita ini malah menjadi negara yang terpuruk dalam segala aspek kehidupan yang ada didalamnya”
NDESO"
oleh : Ika S. Creech *)
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.
Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.
Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesiamereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesianaik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.
Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.
Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand . Dia seorang warga Negara Malaysiaketurunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya.
Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.
Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp communicator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa yaa?
Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia , baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.
Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala Negara. Jawabannya ya di masjid.
Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di Mekkah nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak prerogative dalam mengatur harta rampasan perang dan ada jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.
Ketika Indonesiasedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst
Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS (Wanita Tidak Sholat, di Malaysia "Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta, wiiieh!
Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah :
- Orang bisa antri Raskin sambil pegang hp
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas
- Orang bule mabuk krn kelebihan uang, Orang kampung mabuk beli minuman patungan
- Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
- Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
- Ijazah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering keluar masuk Mc Donald
- Kelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan.
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan.
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
- Agar kelihatan inklusif mk hrs bisa menggandeng siapa saja, kl perlu jin tomang jg digandeng
Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere.
*) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini bertempat tinggal di Paris, Perancis dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu stasiun di Perancis
Label: Kehidupan
Langit awalnya tidak berwarna.
Namun langit jatuh cinta pada laut.
Tapi apa daya, langit tak pernah bisa menyentuh laut, tak bisa merengkuh laut, tak bisa menyatu dengan laut. Langit hanya mampu menatap laut dengan segala kekagumannya akan keindahan, keelokan, dan birunya laut. Langitpun menjadi biru karena cintanya pada laut.
Terus menerus memandang laut, mencintai, menyertainya ke manapun, tak terbatas apapun.
Dan ada kalanya langit menjadi begitu sedih dan meratapi nasibnya...hingga menjadi hitam dan menangis.
Langit menangis meratapi agar laut mampu melihat ke arahnya sekali - sekali.
Dan ada kalanya langit merona dan malu - malu..Hingga warnanya kemerahan
Karena setelah kegelapan menghalanginya memandang laut, akhirnya setelah rindu bertumpuk, langit bisa melihat laut lagi di pagi hari..
but..
tau kenapa banyak manusia suka ketinggian?
Kenapa manusia bermimpi untuk bisa terbang?
Karena dari atas sini...segalanya terlihat sangat berbeda.
Ada kebebasan, ada kehampaan.
Ada keindahan, ada keburukan.
Ada keramaian, ada kesepian.
Dan dari atas sini, saat manusia bisa melihat makna hidupnya, alur waktu, dan segalanya terlihat dalam gambaran yang luas..maka manusia bisa menjadi jauh lebih dewasa.
Menjadi langit. Melihat dari ketinggian yang berbeda.
q menjadi jauh lebih dewasa, dan perlahan bisa melihat apa hidup itu. :)
Hidup itu luas dan dalam. :)
Sekedar cinta yang tak terbalas, takkan menghancurkan hidup, selama kita tak mengijinkannya.
Sekedar cinta yang tak terbalas, bukan berarti tidak lebih berharga daripada cinta yang berbalas.
Sekedar tak memiliki, bukan berarti tidak bisa menghargai dan berbahagia..
life must go on..
Karena langit sangat mengerti, bahwa semuanya terjadi karena memang harus tercipta.
Tanpa langit, dunia takkan seimbang
Tanpa laut, tidak akan ada kehidupan.
Tanpa daratan, tidak akan ada lautan.
It is just something that meant to be the way it should be...
thx to viliaciputra buat pencerahannya... ^^
Label: Kehidupan
Senin, 29 Juni 2009
Sebenarny tidak ada bapa yg tidak menyayangi anaknya, yg ada hanyalah bapa yg tidak tahu bagaimana mengekspresikan kasih yg diimpikan oleh anak2nya. Mlalui sbuah email, seorang pencipta lagu menceritakan tentang pemulihan hati kepada papanya yg adalah seorang perfeksi0nis, krn ia mau menyelami hati papanya.
'Dia hadir menjadi papa saya d dunia ini slama 25 tahun. Sulit rasanya bagi saya untuk merasakan kasihnya d sepanjang tahun yg kami lalui. Kalau dr pemenuhan kebutuhan hidup, sekolah dan fasilìtas, betul papa mengasihi saya, tetapi secara batiniah saya sulit merasakannya. Anak2 papa tumbuh dalam didikan yang kaku. Kalau papa di rumah, rasany suasana tegang sekali. Anak2 tidak bebas mengemukakan pendapat atau meminta sesuatu. Stiap akhir tahun. D ibdah yg diadakan keluarga kami.. Papa slalu menysali perbuatanya dan brjanji untuk tidak mengulanginya. Namun janjì itu hanya brtahan bebrapa jam saja, krna kees0kan harinya papa sudah kmbalì ke p0la hidupnya yg lama.. Ketegangan rumah membuat saya brtekad untuk kuliah d k0ta lain dan saya diterima di ITB. Di Bandung saya mengenal Tuhan Yesus secara pribadi, saya mulai mengenal kasih Bapa dan dipuaskan oleh kasihNya. Sejak saat itu saya slalu mend0akan kselamatan papa dan sluruh keluarga.
Smakin tua sikap papa melunak. Papa ingin lebih dkat dgn anak1, tetapi sudah terlanjur ada temb0k pemisah di antara kami. Adik saya yg bungsu sangat kecewa pada sikap papa yg kaku, sehingga ia pernah berkata kepada mama, ''Ma kalau papa meninggal, kayaknya aq ngak bakalan nangis...'' di akhir hidupnya papa bnyak berubah. Sbelum meninggal papa sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Ketika papa sdah dkebumikan, kami membuka tasnya karna sehari sblum meninggal beliau masih ke kant0r. Di tas itu kami menemukan 0bat jerawat untuk adik sy yg bungsu, yg memang sdang brjerawat. Saya percaya saat itu hati adik saya pasti tersentuh. Ternyata di hari terakhir papa, adik saya ada dlam pikirannya. Smua pngalaman inì membuat saya mengesti perkataaN Tuhan Yesus, '' Jadi jika kamu yg jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak2mu, apalagi Bapamu yg di s0rga! Ia akan memberikan yg baik kepada mereka yg meminta kepadaNya'' (Mat 7:11). Sbenarnya papa adalah Bapa yg baik, ia hanya tidak mengerti bagaimana menyalurkan kasih yg diimpikan anak2nya'
Sekeras atau sepahit apa pun sikap dan tindakan yg pernah kita trima di dunia ini. Janganlah membuat kita pahit hati. Mungkin mereka menjadi dmhkian karena mendApatkan sikap yg sama dr 0rangtua mereka, yg juga tidak mengerti bagaimana mengekspresikan kasihnya.
** sekaku apa pun se0rang pria, pasti ada kehangatan kasih di kedalaman sanubarinya **
Sumber: renungan harian Manna S0rgawi. Edisi Juni
Label: cinta
Jumat, 26 Juni 2009
Diam, ku hidup hanya akan menunggu karenanya...
Diam, kita tak akan pernah bisa berkembang karena tak melakukan apa2....
Jadi, menurutmu diam merupakan bagian yang terindah dalam hidup mu...
Sedangkan hatimu menginginkan hatimu bergerak maju...
Maka bumi bukan tempat yang tepat buatmu..
Hiduplah dalam kehampaan...
Merenung dan selalu berpikir tanpa tau apa yang akan terjalani...
Waktu tak akan menunggu...
Jadi, diam hanyalah pemberhentian....
Bukan akhir dari tujuan...
Label: Puisi
Tuhan.....
Kirimkan aku seseorang yang mencintaiku...
Membuat ku tenang di peluknya...
Menemaniku saat aku rapuh...
Membuat ku tetap semangat menjalani waktu
Bukan malaikat hanya manusia...
YAng bisa mengubahkan hidupku menjadi lebih baik...
Yang bersedia menerima semua tentang ku...
KArena di setiap waktu yang ku punya...
baik dengan kekuatan dan kelemahanku...
Q akan menjaganya dan memberikan semua yang mampu ku perbuat
di dalam hidupku.......
Label: Puisi
Kamis, 25 Juni 2009
Siang2 dapat telp0n dari 081237103456..
Ngarep banget itu telp0n dari pangeran yang akan melamar (tapi bukan pangeran yg penganut KDRT l0h)
Eh ternyata tyu tlp0n penipuan..
Dia bilang q menang undian Telk0msel. Undian nya semalam jam 23.30 wib.
Dari awal aq udah ga percaya.. Truz q tanyain aja ma bpakny.. "0h ya? K0k saya smalam n0nt0n dr jm 7 mpe jam 1 malam, acara itu ga ada y pak?"
Awalnya c bpak yg brsuara tegas n meyakinkan tiba2 gugup n tnpa permisi menutup telp0n nya...
Jadi mkir ni.. Susah banget t0 cari duit sampe cara2 ilegal juga diberlakukan :(
Tapi... klo dipikir2 juga... keberhasilan modus penipuan itu juga terjadi karena si korban juga...
seandainya si korban ga merespon setiap omongan si pelaku so pasti penipuan ga akan terjadi...
Kenapa penipuan itu bisa terjadi...???
Dari beberapakali kejadian penipuan via telpon /handphone atau sms yang datang dari Handphone atau ponsel memiliki pola sbb:
1. Pelaku mencari data calon korban meliputi: nama, alamat, nomor handphone, pekerjaan, dll.
2. Penipu mengambil peran sebagai orang penting dan disegani calon korban: Kapolda, Direktur Lembaga ternama, Lembaga atau institusi yang memiliki posisi hirarki diatas lembaga dimana korban bekerja, orang kaya, dll.
3. Ciri utama yang sering dilakukan adalah: korban diminta untuk menghubungi nomor HP tertentu. Ini merupakan indikator yang sangat jelas. Bisa jadi penipu menggunakan ilmu hipnotis atau yang lain yang memanfaatkan sikap patuh atau menurut pada diri korban atas perintah dari penipu.
4. Ciri utama lain dan ini merupakan jalan pintas penipuannya adalah PERMINTAAN no REKERING BANK atau akses ATM.
5. Adanya perintah untuk melakukan transfer uang atau perintah untuk menerima transfer uang dari penipu.
Apa yang bisa kita lakuin????
Sebenarnya jika Anda bisa menemukan kesamaan antara beberapa ciri diatas dan kondis Anda alami saat menerima SMS atau telpon langsung maka berhati2lah... jangan tergesa2 untuk senang sampai melupakan fakta yang ada :)
Dan beranilah Anda berhenti untuk tidak menuruti kemauan si penelpon dan pengirim SMS. Kecuali jika Anda Ingin menjebaknya atau menyadarkannya itu pilihan Anda.
Oke???
Selamat mencoba... dan semakin waspada...
Penipu2 masih bergentayangan dengan bebas di sekitar kita....
Label: Info
Masih tetap di kampus
....sendiri...
di lantai 2...
dan masih tetap berhadapan dengan laptop...
Tiba2 pengen curhat...
Teringat... beberapa hari yang lalu temen ku "complaint" dan tidak terima akan sikap ku...
Katanya aku "AUTIS" alias tak berinteraksi dengan lingkungan..
Waktu itu sie aku ngejawab "Oh ya??? Gitu to? hehhe ... Ga papa lah"
Dan melihat respon ku semakin menyala lah emosinya..
Tapi mpe skarang aku kepikiran,,,,
se ekstrim itu kah kecuekan ku akan lingkungan mpe Q di cap sebagai auitis??
Stelah ku pikir2 lagi,..... jawabannya YUP...
Begitu ingin nya aku melindungi hati ku dari luka-luka baru... Q menjadi orang yang "pengecut"... yang selalu berusaha lari dari kehidupan..
Begitu takut untuk terluka lagi tanpa kusadari... luka2 lama ku lah yang membuat ku menjadi orang yang seperti ini..
Fiuhhh....
harus lebih banyak belajar...
Lebih banyak mengintrospeksi diri lagi....
Sejauh mana ku sudah berubah???
dan sejauh mana perubahan ku itu mengubah orang lain....
Semangat eva......